Persaudaraan Alumni (PA) 21 tidak ingin para ulama bernasib seperti penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. PA 212 dan ormas Islam lainnya siap berjihad di bawah komando ulama "Kami siap melindungi ulama kami," kata Ketua PA 212 Slamet Maarif di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2020).
Maka itulah, Slamet mengatakan pada jawara, laskar, akan bersiap membela ulama. "Artinya, kalau ada siapa pun yang ingin mencoba mengganggu ulama dan tokoh kita, mereka siap jihad untuk menghadapinya," tegasnya "Kejadian yang menimpa Novel Baswedan kan sangat memprihatinkan."
"Kita tidak ingin ada ulama kita mengalami hal yang sama." "Oleh karenanya, laskar akan menjaga mereka semua," tuturnya. Slamet Maarif menyebut ormas Islam tegas meminta pengusul rancangan undang undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) dapat diseret ke ranah hukum.
RUU HIP, kata Maarif, diduga telah melanggar ketentuan dalam dasar negara Indonesia. "Penegak hukum harus segera menyelidiki, kalau memang terbukti melanggar undang undang, ya, harus dipidanakan," ucap Maarif, dalam acara Apel Siaga Ganyang Komunis. Ada pun ormas atau partai yang terbukti sebagai insiator RUU HIP harus juga harus dibubarkan.
"Mereka telah berupaya untuk mengubah Pancasila," cetus Maarif. Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis menilai pihak yang ingin mengubah Pancasila menjadi trisila atau ekasila sebagai upaya makar. "Jangan sampai nanti rakyat akan mengambil langkah sendiri, karena tidak percaya penegak hukum. Siap bantai komunis, tegakkan hukum," tegas Sobri.
Sebelumnya, peserta agenda apel siaga ganyang komunis membacakan ikrar antikomunisme. Peserta apel terdiri dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), PA 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Ada lima poin yang dibacakan para peserta, termasuk di antaranya menyinggung Trisila Ekasila dalam Rancangan Undang undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
"Pertama, bahwa kami akan menjadi pembela agama, bangsa, dan negara." "Bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk jihad qital mempertahankan akidah Islam dan melawan kaum Komunis di bawah komando ulama." "Bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk menjaga para ulama dari serangan kaum Komunis," seru para peserta aksi saat membacakan ikrar, Minggu (5/7/2020).
Para peserta juga siap siaga dan menyiapkan diri untuk menghadapi gerombolan Trisila dan Ekasila yang akan menggantikan Pancasila. "Serta bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri dari serangan operasi intelijen hitam prokomunis," seru para peserta. Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis menegaskan kembali, RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) harus dibatalkan oleh DPR.
Menurutnya, RUU HIP berbahaya bagi masa depan Bangsa Indonesia. "Beberapa waktu lalu kita datang ke DPR menyampaikan harapan supaya RUU HIP dibatalkan." "Dihentikan, dan tidak pernah dibahas lagi," kata Sobri dalam apel siaga ganyang komunis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2020).
Jika tak dibatalkan, Sobri mengatakan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar dari aksi sebelumnya. "Untuk membela negara saat ini, maaf kata, tidak ada kata mundur saudara saudara." "Kita akan bangga menjadi pejuang negara seperti orang tua kita dukung mengganyang komunis."
"Maka kita juga bangga mengganyang komunis," ujar Sobri Sobri lebih lanjut mengatakan pihaknya menuntut agar inisiator RUU HIP ditangkap dan diproses hukum. "Kalau ada lembaga yang ingin mengubah Pancasila yang sudah disepakati, agar segera ditindak hukum, bubarkan," pungkasnya.
Sebelumnya, kawasan sekitar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dipenuhi massa dari berbagai organisasi masyarakat (ormas). Mereka menggelar apel siaga ganyang komunis di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama. Pantauan di lokasi pukul 12.30 WIB, massa ormas sudah memenuhi lapangan dan sekitar kawasan.
Mereka juga tampak mengenakan atribut seperti bendera ormas dan seragam. Koordinator acara Maman Suryadi menyebut, massa ormas yang hadir dalam apel berjumlah ribuan. "Insya Allah estimasi apel siaga kurang lebih 5.000 peserta," kata Maman kepada wartawan, Minggu (5/7/2020).
Adapun acara apel siaga ganyang komunis, kata Maman, dimulai dengan upacara gelar pasukan, pembacaan teks Pancasila, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan dari inspektur upacara. "Apel siaga tidak akan ada orasi," lanjut Maman. Hingga berita ini diturunkan, massa ormas terus berdatangan dan memasuki lapangan Ahmad Yani. Sementara, upacara apel siaga masih disiapkan oleh panitia.