Jenazah bocah bercelana sekolah dasar (SD) di Tasikmalaya akhirnya terungkap. Jenazah tersebut merupakan Denar Wahyu Sanjaya (13). Ia duduk di kelas VI SD.
Denar sebelumnya ditemukan tewas dengan kondisi mulut berbusa di trotoar Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Terungkapnya identitas jenazah tersebut yakni setelah keluarganya datang ke Tasikmalaya. Keluarganya berasal dari Kabupaten Bandung.
Penyebab kematian Denar juga terungkap. Bocah tersebut rupanya tewas setelah jatuh dari truk. Saat itu korban menumpang sebuah truk dan hendak menuju ke Pengandaran.
Ia berangkat bersama empat teman sekampungnya. Bocah asal Desa Waluya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung tersebut ditemukan tewas mengenaskan setelah ditinggalkan oleh teman temannya begitu saja. Keempat temannya pun kembali ke kampung halamannya setelah mengetahui korban terjatuh.
Namun, mereka tidak memberitahukan secara langsung kejadian itu kepada ibu korban. "Ibu korban tak tahu anak anaknya pergi bersama temannya. Tahunya, ibu korban mengira anaknya sedang bermain layang layang," ujar Engkus Uswara, aparat desa yang mengantar ibu korban menjemput jenazah di kamar mayat RSUD Soekardjo Tasikmalaya, Sabtu (8/8/2020).
"Sesuai keterangan teman korban, mereka meninggalkan korban setelah terjatuh dari truk tanpa mengetahui korban masih hidup atau sudah meninggal," kata Engkus. Setelah berselang 2 hari, teman teman korban akhirnya memberitahukan kejadian itu kepada keluarga korban. Anak anak tersebut mengaku ketakutan untuk menceritakan kecelakaan yang dialami Denar.
Namun, setelah didesak dan mengetahui bahwa ibu korban mencari cari anaknya, baru mereka memberikan informasi tersebut. "Setelah itu, ibunya langsung syok dan meminta bantuan aparat desa untuk membawa jenazah anaknya. Sampai sekarang, ibu korban tak mau berkomentar apapun ke media, mohon maaf," kata Engkus.
Petugas Polsek Indihiang PolrestaTasikmalaya, sempat merazia gerombolan anak punk yang diketahui pengikutnya para remaja di bawah umur saat malam hari, Kamis (6/8/2020) malam. Sebanyak 7 orang anak punk yang sebagian besar masih di bawah umur diperiksa apakah mengenali mayat anak bercelana SD yang ditemukan di dekat tempat nongkrongnya selama ini. Dari seluruh anak punk yang diperiksa diketahui hanya 1 orang yang usianya dewasa dan sisanya masih berumur anak anak berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
"Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kami merazia segerombolan anak punk yang selama ini sering nongkrong di sekitar lokasi kejadian. Namun, hasil pemeriksaan, mereka tak ada satu pun yang mengenali mayat anak berseragam SD tersebut," jelas Kepala Polsek Indihiang Polresta Tasikmalaya, Kompol Didik Rohim Hadi, Jumat (7/8/2020). Didik mengaku sesuai pemeriksaan sebagian besar gerombolan anak punk tersebut berasal dari Cilacap dan Banyumas.
Mereka mengaku telah sebulan lebih berada di Kota Tasikmalaya dan sering tidur di jalanan termasuk di sekitar Terminal Type A Indihiang, Kota Tasikmalaya, sekaligus lokasi penemuan mayat tersebut. "Ketujuh anak punk itu sudah sebulan berada di sekitar terminal. Mereka tidur di emperan dan untuk bertahan hidup kerja nyambi sebagai tukang parkir dan ngamen di terminal, pasar, perempatan lampu merah dan ke perumahan," tambah Didik.
Seusai diperiksa, lanjut Didik, anak punk tersebut langsung diserahkan ke dinas terkait untuk nantinya dilakukan pembinaan dan pemulangan ke daerah asalnya. Pihaknya pun berharap kepada masyarakat yang mengenali identitas mayat korban untuk segera melaporkan ke Kepolisian terdekat. "Kita nanti koordinasi dengan pihak terkait untuk memulangkan gerombolan anak punk ini ke daerah daerah asalnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ardista (25), seorang tukang parkir Terminal Type A Kota Tasikmalaya terkejut saat menemukan sesosok mayat anak tanpa identitas berusia sekitar 12 tahun dengan memakai celana seragam sekolah dasar (SD) dan mulutnya penuh dengan busa, Kamis (6/8/2020) pagi. Penemuan mayat anak bercelana SD tersebut sontak menggegerkan warga sekitar karena lokasinya persis di pinggir jalan raya samping Pasar dan Terminal Type A Indihiang yang setiap paginya berkerumun aktivitas warga. "Saya biasa datang ke sini setiap pagi, saya terkejut ada mayat anak yang terlentang dengan penuh busa di mulut.
Bajunya kameja lusuh, sedangkan celananya masih memakai seragam SD warna merah," jelas Ardista kepada wartawan saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis pagi. Ardista menambahkan, tanpa pikir panjang dirinya langsung memanggil warga setempat lainnya untuk melaporkan temuannya ke Polisi. Dirinya bersama warga lainnya tak bisa apa apa dan menunggu petugas Kepolisian setempat untuk melakukan evakuasi mayat tersebut.
"Setelah itu saya lari ke warga dekat pasar para pedagang. Langsung lapor polisi ada temuan mayat anak mulut berbusa tersebut," tambahnya. Tak berselang lama, petugas dari Polsek Indihiang dan Tim Inafis Satreskrim Polresta Tasikmalaya datang ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi mayat anak tersebut.
Petugas pun belum menemukan identitas mayat anak tersebut dan langsung membawanya ke Instalasi Kamar Mayat RSUD Soekardjo Tasikmalaya untuk divisum.