Gerakan Indonesia Membaca kini sedang ramai digalakkan oleh pemerintah maupun beberapa komunitas yang sadar akan hal ini. Program seperti ini semata-mata memang perlu dicanangkan mengingat bahwa tingkat literasi dari warga tanah air masih rendah dibandingkan negara lain.
Tingkat Literasi Rendah Jadi Latar Belakang Utama
Angka buta aksara yang dialami oleh warga Indonesia kini memang makin menunjukkan hasil positif. Sayangnya keberhasilan ini tidak sejalan dengan gerakan membaca saat ini. Keadaan ini membuat tingkat literasi masyarakat juga menunjukkan angka rendah apabila dibanding negara lainnya.
Kementerian Pendidikan dan Budaya Indonesia telah menyusun Alibaca, yakni Indeks Aktivitas Literasi Membaca yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari kecakapan, budaya, alternative dan akses.
Kategori Alibaca sendiri terbagi menjadi lima kelompok, sangat tinggi (80,01-100); tinggi (60,01-80,00); sedang (40,01 – 60,00); rendah (20,01 – 40,00) dan sangat rendah (0-20,00). Hasil indeks menunjukkan hanya 9 provinsi saja yang termasuk dalam sedan dan 24 diantaranya berkategori rendah.
Apa Penyebab Tingkat Literasi Rendah?
Negara yang maju tidak bisa lepas dari tingkat literasi setiap warganya. Pasalnya keliterasian ini erat kaitannya dengan praktik dalam sistem pendidikan pada suatu kawasan. Begitu pun Indonesia dimana saat ini menunjukkan angka cukup rendah untuk ketertarikan membaca. Lantas apa penyebabnya?
- Rendahnya Minat Baca
Berdasarkan data dari UNESCO tahun 2012, indeks minat baca dari anak Indonesia hanya 0,001 persen saja. Angka ini menunjukkan bahwa hanya ada 1 dari 1000 orang memiliki minat baca secara serius dan sungguh.
Kompas.com juga pernah menyampaikan jika rata-rata orang Indonesia hanya sempat membaca buku 3 sampai 4 kali per minggunya dengan durasi waktu selama 30 hingga 1 jam setiap harinya. Data dari Ikapi pun lebih mencengangkan dimana pembelian bahan bacaan sekitar 2 buah per tahunnya.
- Akses Buku Sulit
Rendahnya minat baca tersebut diperparah dengan sulitnya akses untuk mendapatkan buku. Menurut Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia dimana penyebab ketertarikan membaca rendah ialah karena mereka tidak mampu memperoleh bahan bacaan secara mudah.
Menurut Ibnu Wahyudi, seorang pengamat sastra dan pengajar penulisan dari FIB Universitas Indonesia pun juga mengatakan jika minat baca rakyat Indonesia yang rendah besar penyebabnya dikarenakan sulitnya akses buku. Kondisi seperti ini diperparah pada daerah NTT, NTB hingga Papua.
- Adanya Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi nyatanya berpengaruh besar terhadap rendahnya minat membaca. Perkembangan berbagai sistem komunikasi membuat orang menjadi malas untuk memperoleh informasi lewat buku.
Orang-orang cenderung mencari informasi lewat internet daripada harus membuka buku. Kegiatan membaca memang lebih dikaitkan dengan suasana yang serius dan membosankan. Perasaan seperti ini menjadi penyebab utama mengapa minat baca orang Indonesia pun rendah.
Gerakan Membaca sebagai Solusi Rendahnya Minat Baca
Kini telah banyak organisasi yang mengadakan program untuk meningkatkan minat baca dari warga Indonesia terutama anak-anak. Berbagai macam kegiatan pun dilakukan mulai dari bazaar hingga pameran.
Melansir dari Tanoto Foundation, dikatakan bahwa salah satu hal yang merupakan investasi terbesar saat ini adalah proses stimulasi pada anak, terlebih jika masih dalam usia dini dengan menggalakkan budaya membaca. Dalam kampanyenya bertuliskan #IndonesiaCintaMembaca.
Di sana juga diadakan kompetisi dengan hadiah yang cukup menggiurkan. Untuk prosesnya berlangsung sampai bulan desember 2020, lebih lengkapnya bisa cek di Cek highlight #MomenBaca di IG: @tanotoeducation. Jika masih belum paham, Anda bisa langsung masuk ke situs berikut https://tanotofoundation.org/id/news/kompetisi-momenbacabersama-dapatkan-.