Politikus Demokrat Syarief Hasan menilai pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang adalah milik para generasi muda. Pernyataan Syarief merujuk pada wacana Prabowo Subianto yang akan maju kembali dalam kontestasi politik tersebut. Menurutnya para senior bisa saja kembali maju karena setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk dipilih dan memilih.
Namun, Wakil Ketua MPR RI tersebut berasumsi masyarakat menginginkan pilihan pimpinan yang baru. "Yang senior bisa saja maju, tapi asumsi saya rakyat tentu ingin pemimpin yang fresh,punya visi, memiliki komitmen yang tinggi, serta memiliki kapasitas," kata dia. Meskipun demikian, Syarief mengatakan maju tidaknya Prabowo sebagai calon presiden tergantung dari partai tempatnya bernaung dan koalisi partai lainnya di kemudian hari.
"Sekarang tergantung partainya. Karena yang mengusulkan calon presiden adalah partai atau gabungan partai. Itu bunyi UUD 1945," tandasnya. Pemilihan presiden 2024 masih lama, tapi sejumlah partai politik sudah mulai berbicara soal nama di ajang kontestasi lima tahunan tersebut. Nama nama yang selama ini santer terdengar masuk dalam survei calon presiden pada pemilu 2024.
Tak terkecuali nama PrabowoSubianto. Meskipun elektabilitas PrabowoSubianto menurun, namun masih terbuka lebar Partai Gerindra akan kembali memajukan Mantan Danjen Kopassus itu pada pemilu 2024. Sinyal Partai Gerindra memajukan PrabowoSubianto pun mendapatkan respon dari PKS.
PKS dan Partai Gerindra memang berduet pada pemilu presiden 2019 yang mengusung PrabowoSubianto Sandiaga Uno. Meskipun tidak mendapatkan jatah kursi Wakil Gubernur DKI selepas ditinggalkan Sandiaga Uno, namun PKS tetap membuka peluang kembali berduet dengan Gerindra di pilpres 2024. Diketahui, politikus Partai Gerindra Ahmad Riza Patria terpilih sebagai Wagub DKI Jakarta mengalahkan Nurmansjah Lubis dari PKS.
Ketua DPP PKS MardaniAliSera mengatakan, peluang koalisi dengan Partai Gerindra tetap terbuka. Mardani menegaskan PKS akan berusaha untuk mengusung kadernya sebagai calon presiden. "Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi peluang koalisi untuk memajukan Indonesia tetap terbuka," kata Mardani saat dihubungi, Rabu (10/6/2020).
Pernyataan Mardani itu menjawab pertanyaan soal peluang PKS berkoalisi dengan Partai Gerindra jika PrabowoSubianto kembali maju sebagai capres 2024. Prabowo disebutkan akan menetapkan soal pencapresan 2024 dalam waktu dekat. Ia mempertimbangkan maju lagi jika kader partai dan rakyat menghendaki. Mardani mengatakan, keputusan Prabowo untuk kembali maju sebagai capres pada 2024 sepenuhnya merupakan hak Ketua Umum Gerindra itu. Ia menyatakan, PKS akan menetapkan keputusan pencapresan 2024 melalui Majelis Syuro dan mengupayakan untuk mengusung kader sendiri.
"Haknya Pak Prabowo untuk maju kembali di 2024. PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," tegasnya. Wacana Prabowo Subianto kembali maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menguat dalam beberapa hari terakhir. Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi Prabowo akan sulit menang alias akan kalah lagi jika tetap mencalonkan presiden.
"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi." "Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan enggak mungkin," ujar Hendri, Kamis (11/6/2020). Diketahui, Prabowo telah tiga kali kalah ikut pada kontestasi pemilu yaitu pada 2009, 2014 dan 2019.
Alasan Prabowo sulit menang tak lepas dari keputusannya bergabung dengan koalisi pemerintah menjadi Menteri Pertahanan. Menurut Hendri, Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut. Meski demikian, Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.
"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi." "Nah, itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya." "Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apa pun hasilnya (kemarin kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.
Di sisi lain, Hendri menyarankan agar Prabowo mempertimbangkan calon lain yang lebih muda dan berada di lingkarannya untuk maju, seperti Sandiaga Uno. "Menurut saya, itu hak beliau untuk maju, silakan aja." "Kalau menang kalah kan Pak Prabowo punya hitungannya lah."
"Tapi alangkah baiknya beliau juga mempersiapkan kader yang lebih muda." "Kan ada Sandiaga Uno di Gerindra, kalau harus dari Gerindra," ulasnya. Sebelumnya, Prabowo Subianto digadang gadang kader Partai Gerindra menjabat kembali sebagai ketua umum partai berlambang kepala burung Garuda, untuk periode 2020 2025.
Namun, permintaan tersebut bukan upaya strategi Gerindra untuk memajukan Prabowo sebagai calon presiden pada 2024. "Jangan berasumsi asumsi, jangan berandai andai, kami memilih ketua umum agar pembangunan partai terus berjalan, tidak ada yang lain." Ia menyebut sebaiknya semua pihak tidak perlu membicarakan persoalan pemilihan presiden setiap tahun, karena pesta demokrasi tersebut dilaksanakan dalam lima tahun sekali.
"Ini masih beberapa bulan setelah Pilpres sudah ngomong pemilu lagi." "Nanti setelah enam bulan menjelang Pilpres baru tanya ke kami," ucapnya. Anggota Komisi III DPR itu mengatakan, semua kader Gerindra dari tingkatan paling bawah hingga atas sudah sepakat dan bulat menginginkan Prabowo sebagai ketua umum lagi.
Dalam menentukan keputusan ketua umum, kata Habiburokhman, Gerindra akan melaksanakan kongres dalam waktu satu atau dua bulan ke depan, setelah rapat nasional beberapa hari lalu. "Beliau (Prabowo) tentu akan melakukan pengendapan dulu."