Bursa Efek Indonesia (BEI) memasuki usianya yang ke 28 tahun pada hari ini, Senin (13/7/2020). Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan, BEI berkontribusi memajukan industri pasar modal pada khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya. "Merayakan 28 tahun swastanisasi, BEI menyelenggarakan acara mengusung konsep semi virtual dan terbatas dengan tetap memperhatikan protokol Covid 19 melalui Microsoft Teams. Diikuti oleh seluruh karyawan BEI dan beberapa undangan stakeholders di bidang pasar modal, meliputi komisaris dan direksi BEI dari Periode 1992," ujarnya di Jakarta, Senin (13/7/2020).
Kendati demikian, pasar modal Indonesia menghadapi tantangan berat dari pandemi Covid 19 hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 20,13 persen di level 5.031 sampai dengan 10 Juli 2020 lalu. "Meskipun demikian, aktivitas perdagangan di bursa terlihat cukup baik tercermin dari rata rata nilai transaksi di bulan Juni mencapai Rp 9 triliun," kata Yulianto. Sementara memasuki fase new normal, rata rata nilai transaksi harian sampai saat ini sebesar Rp 7,65 triliun pada periode yang sama dengan rata�rata volume transaksi per hari sebesar 7,66 juta saham.
"Kemudian, peningkatan frekuensi transaksi harian sebesar 11,23 persen, menempati posisi pertama di ASEAN hingga 521 ribu kali transaksi," kata Yulianto. Adapun selama 28 tahun perjalanannya, BEI telah mencatatkan sejumlah pencapaian untuk perkembangan pasar modal Indonesia. Milestone bursa setelah diprivatisasi pada 13 Juli 1992 adalah diberlakukannya otomasi perdagangan dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).
Selanjutnya, Yulianto menyampaikan, juga adanya penerapan remote trading di pasar modal yang berhasil implementasinya pada 28 Maret 2002. Pencapaian berikutnya, Bursa Efek Surabaya bergabung dengan Bursa Efek Jakarta menjadi BEI pada 30 November 2007. Selain itu, perkembangan JATS pada 2009 menciptakan milestone berikutnya yakni Implementasi JATS Next Generation (Next G).
Lalu, selain peluncuran eXtensible Business Reporting Language (XBRL) pada 22 Juni 2015, BEI juga mulai mensosialisasikan Kampanye Yuk Nabung Saham. Yulianto menambahkan, BEI menerapkan sistem margin trading regulation easing pada 2017 dan implementasi penyelesaian transaksi T+3 ke T+2 pada 2018. Teranyar pada 2019, BEI bergabung dengan sustainable stock exchange dan pada tahun yang sama BEI telah menambah papan baru perdagangan.
"Terdapat papan akselerasi. Kemudian, meluncurkan Indeks IDX Value 30 dan IDX Growth 30, serta merelaksasi ETF," pungkasnya.