Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebutkan daya virus corona atau Covid 19 lebih kuat daripada virus SARS. Bambang Brodjonegoro mengatakan, hasil temuan Kemenristek mengungkapkan virus corona memiliki daya tular 20 kali lipat dari virus SARS Hal itu disampaikan Bambang Brodjonegoro saat Peluncuran Produk Inovasi Covid 19 melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (20/5/2020).
"Kita ketahui bersama bahwa Covid 19 memiliki daya tular 20 kali lebih kuat dibanding Sars," kata Bambang Brodjonegoro. Bambang menambahkan, guna menekan penularan virus tersebut, konsorsium Covid 19 yang berada di bawah koordinasinya terus berupaya melakukan pencegahan dengan pengobatan. Pihaknya juga terus memberikan dukungan dan berterima kasih terhadap masyarakat yang turut berperan dalam pengembangan inovasi alat alat kesehatan tersebut.
"Saya ingin meminta agar sertifikasi produk inovasi peneliti konsorsium tidak hanya digunakan selama pandemi, tapi juga untuk jangka panjang, sehingga dapat mendorong kemandirian produksi alat kesehatan dalam negeri," jelasnya. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid 19 Achmad Yurianto melaporkan 44.703 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) pada Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB. Data tersebut dihimpun secara berjenjang dari kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.
"Kasus ODP yang masih kita pantau ada 44.703 orang," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui YouTube di Channel BNPB, Rabu (20/5/2020). Sebagaimana diketahui sejak Senin (18/5/2020) lalu, pemerintah hanya mengumumkan ODP per hari. Kemudian jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) naik menjadi 11.705 orang.
Achmad Yurianto mengatakan kasus positif corona saat ini telah merambah 391 kabupaten/kota di 34 Provinsi. Total kasus positif virus corona atau Covid 19 di Indonesia naik menjadi 19.189 orang, hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB. Angka itu diperoleh setelah adanya tambahan kasus baru sebanyak 693 orang dalam waktu 24 jam terakhir.
Tercatat dari total kasus, 13.372 pasien positif atau 69.7 persen dari terkonfirmasi masih dirawat di Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Sementara kasus meninggal naik menjadi 1.242 dari sebelumnya 1.221 orang. Sedangkan jumlah pasien sembuh naik menjadi 4.575 orang, dari sebelumnya 4.467 orang.
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah. Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona. "Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB,Minggu (5/3/2020). Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain. Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis." "Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya. Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yurimenyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam. Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun. "Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita. "Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri. Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid 19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya. "Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus menerus mendistribusikanAPD (Alat Pelindung Diri)agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi,"kata Yuri.