Seekor ular berbisa mematuk seorang marbut atau petugas masjid di Muara Enim, Sumatera Selatan, hingga korban meninggal. Korban bernama Ansyori. Pria berusia 35 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Dia membersihkan ikan di kamar mandi rumah yang berada di belakang masjid. Tiba tiba satu ikan terlepas dan masuk ke dalam lubang. Ansyori pun berusaha mengambil ikan yang terlepas itu. Karena kondisi gelap, tak terlihat ada ular di dalam lubang.
Jari Ansyori dipatuk binatang tersebut hingga merasakan sakit. Dia pun segera meminta pertolongan warga hingga dilarikan ke RS HM Rabain Muara Enim. Diduga racun ular sudah menjalar ke tubuh sehingga Ansyori meninggal dunia.
Kasat Reskrim, AKP Dwi Satya Arian membenarkan adanya peristiwa itu. Korban diduga tewas digigit ular. Ular tersebut ditemukan warga dan langsung dibunuh. "Korban diduga tewas karena dipatuk ular, ularnya sudah mati karena dipukuli warga sesaat setelah mematok korban," katanya.
Jenazah lalu dimakamkan di Desa Tanjung Serian, Kabupaten Muara Enim. Peristiwa terkait serangan ular juga terjadi di wilayah lain. Seekor ular piton dengan panjang sekira 7 meter menyerang seorang siswa SMP hingga meninggal.
Korban bernama Alfian (16) dililit ular piton tersebut. Peristiwa terjadi di Pegunungan Kahar, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Minggu (14/6/2020). Ular itu melilit kepala hingga leher Alfian serta menggigit pahanya.
Dilansir Kompas.com , berikut kronologi peristiwa tersebut: Kapolsek Rumbia Iptu Muh Nur Sultan mengemukakan, Alfian dan rekannya hendak menuju ke air terjun di Pegunungan Kahar. Tak lama kemudian, Alfian terpisah dari teman temannya.
Tak berselang lama, rekan Alfian mendengar suara teriakan. Ketika sumber suara dicari, rekan Alfian mendapati Alfian dililit ular piton 7 meter. Ular itu melilit bagian kepala hingga leher Alfian, serta menggigit bagian paha rekannya.
Melihat hal itu, rekan rekan Alfian panik dan berusaha memukul ular itu agar menjauh. Namun, mereka justru diserang hingga harus mencari bantuan pada warga sekitar. Ular piton itu tewas usai dipukuli warga menggunakan parang.
Meski berhasil lepas dari lilitan ular, nyawa Alfian tak bisa diselamatkan. Ia meninggal dunia. Sedangkan, dua teman yang sempat berusaha menolong harus dirawat karena luka gigitan ular. Kejadian hewan liar menyerang manusia juga terjadi di Desa Sepahat, Kecamatan Bandar Laksamana, Benkalis, Riau.
Seorang petani karet selamat dari maut setelah bergelut dengan seekor harimau, Kamis (4/6/2020). Atas peristiwa tersebut, korban bernama Sopian (50) mengalami luka di bagian kakinya. Kepala Desa Sepahat Mhd Azlan membenarkan Sopian sempat diterkam harimau saat menyadap karet di kebunannya.
Kejadian tersebut terjadi, Kamis (4/6/2020) pagi sekira pukul 07.00 WIB. Menurut dia, Sopian sempat menyadap pohon karetnya beberapa batang sebelum harimau tersebut muncul. Awal kemunculan harimau, disadari langsung olehnya, waktu itu kira kira berjarak dua meter antara harimau dengan Sopian.
"Ketika harimau muncul ini Sopian sempat menatap wajah harimau ini untuk mencari semangat sambil berjalan mundur," kata Azlan. Ternyata saat ditatap Sopian, harimau tersebut tidak getar, bahkan mengikuti gerak gerik Sopian yang saat itu mencoba berjalan mundur. Karena merasa terancam Sopian berusaha melakukan perlawanan dengan mencari kayu disekitaran dirinya.
"Harimau sempat menerkam pak Sopian. Tapi dia tetap berusaha lari menyelamatkan diri, bahkan Sopian sempat memanjat pohon setinggi tiga meter," kata Kades Sepahat. Harimau tersebut ternyata tidak mau begitu saja kehilangan mangsanya dan kembali berusaha menerkam Sopian memanjat pohon tersebut. Bahkan binatang buas ini sempat lompat dan menarik celana dan kaki Sopian.
Karena keselamatannya terancam, Sopian berusaha terus mengusir harimau ini dengan mengunakan ranting kayu yang ada di sekitarnya. Serta dia juga berteriak teriak meminta pertolongan. Kebetulan tidak jauh dari kebunnya tersebut, juga ada warga lain yang menyadap karet di sebelah kebunnya.
Warga yang menyadap karet di sebelah kebun Sopian tersebut bernama Syafii. "Syafii mendengar teriakan minta tolong dari arah kebun Sopian, langsung mendatangi sumber suara," katanya. Saat Syafii datang, harimau yang mengejar Sopian sudah pergi.
Karena melihat kondisi Sopian yang terluka dirinya langsung menelpon pemerintah desa. Pihak Desa mendapat informasi ini langsung mengajak masyarakat dan aparat desa datang ke sana membawa tandu dan peralatan medis lainnya untuk memberikan pertolongan. "Kita menjemputnya dan membawa ke Puskesmas Tenggayun untuk diberikan pertolongan pertama. Sampai saat ini kondisi Sopian sudah membaik dan dalam keadaan sadar."
"Badannya sehat, hanya bagian lutut ke bawah dalam keadaan koyak koyak akibat terkaman harimau. Saat ini masih di rawat, sepertinya luka terkaman tersebut di jahit oleh petugaa medis," katanya.