Seoang anak di Madiun nekat tinggal bersama jasad ibunya yang telah membusuk. Saat didatangai tetangga, korban Mainem sudah dalam kondisi membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Wanita berusia 83 tahun itu ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya di Desa, Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Senin (30/12/2019).
Di dalam rumah tersebut, Mainem hanya tingga berdua dengan puteranya Lugianto. Mainen diduga sudah meninggal dunia lebih dari 7 hari. Sehingga bisa dipastikan, sekitar seminggu Lugianto tinggal bersama jasad ibunya yang sudah meninggal dunia.
Penemuan mayat Mainem ini terungkap saat tetangga mencium aroma tak sedap dari dalam rumah korban. Terlebih, para tetangga curiga lantaran sudah beberapa hari tak melihat korban. Warga pun berusaha untuk mengecek di dalam rumah korban.
Namun, upaya warga gagal lantaran dilarang oleh putera Mainem yakni Lugianto. Sang anak tak mengizinkan tetangganya masuk untuk memeriksa kondisi di dalam rumahnya. Namun, para tetangganya tak kehabisan akal, mereka akhirnya nekat memeriksa rumah Mainem saat anaknya sedang keluar rumah.
Dari situlah, diketahui jika Mainem sudah meninggal dunia dan kondisinya sudah membusuk. Jadas Mainem pertama kali ditemukan oleh dua orang tetangganya yakni Sutarmi dan Anik karena curiga setelah mencium bau tak sedap. Keadaan keluarga ini kian miris karena anak korban yakni Legia menderita depresi sejak tiga tahun lalu.
Korban hanya tinggal berdua dengan anaknya di dalam rumah tersebut. "Sehari hari tinggal berdua sama anaknya. Kata tetangga dan keluarganya, anaknya mengalami depresi sudah sekitar tiga tahun," kata Suharyono, saat dikonfirmasi, Senin (30/12/2019) siang.
Penemuan maya Mainem ini sempat terganjal perizinan sang anak. Pasalnya, saat itu warga yang mencium bau busuk di rumah korban berniat memeriksa rumahnya. Namun mereka mendapat penolakan dari anaknya dan tidak diizinkan masuk bahkan sampai mengamuk.
"Jadi tetangganya itu curiga karena mencium aroma busuk. Setiap tetangganya datang melihat ke rumah selalu diamuk anaknya." lanjut AKP Suharyono. Polisi memastikan tak ada bekas luka penganiayaan di tubuh Mainem.
Namun, belum diketahui pula penyebab pasti meninggalnya Mainem. Sebab, pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi jasad korban. "Belum diketahui, karena pihak keluarga menolak dilakukan autopsi," terang AKP SUharyono.
Polisi menduga, Mainem meninggal dunia karena sakit. "Kemungkinan sakit, karena sudah tua. Selain itu, tidak ditemukan luka," katanya. Menurut perkiraan pihak kepolisian, Mainem sudah meninggal dunia sekitar 7 hari lalu.
Prediski itu bukan tanpa alasan, sebab saat ditemukan sudah membusuk. Saat ini, jasad Mainem sudah dimakamlan oleh pihak keluarga Sementara itu, Lugianto, saat ini dibawa ke RSUD dr Soeroto, Ngawi, untuk diperiksa kesehatan jiwanya.
"Anaknya belum sempat kami periksa, oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.